Proses Produksi Industri Penyamakan Kulit.
Industri penyamakan kulit
adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi. Industri
penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong
perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas. Potensi penyamakan
kulit di Indonesia pada tahun 1994 terdiri dari 586 jumlah perusahaan
yang terdiri dari industri kecil sebesar 489 unit dan industri menengah
sebesar 8 unit, dengan kapasitas produksi sebesar 70,994 ton ( Dirjen
industri aneka 1995).
Pada Pelita VI Industri kulit dan produk
kulit mempunyai investasi sebesar 3,746 milyar rupiah dengan
penyerapan tenaga kerja 51,399 orang dengan jumlah Produksi 19,122
milyar rupiah dengan nilai ekspor US 7,354 juta.
Proses Produksi Industri Penyamakan kulit.
Industri penyamatan kulit adalah
industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi kulit
jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak.
Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen
saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat
berbeda dengan kulit mentah dalam sifat organoleptis, fisis, maupun
kimiawi.
Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, maka ada beberapa macam penyamakan yaitu:
a. Penyamakan Nabati.
Penyamakan dengan bahan penyamakan
nabati yang berasal dari tumbuhan yang mengandung bahan penyamak
misalnya kulit akasia, sagawe , tengguli, mahoni, dan kayu quebracho,
eiken, gambir, the, buah pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang
dihasilkan misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit
ban mesin, kulit sabuk dll.
b. Penyamakan mineral.
Penyamak dengan bahan penyamak mineral ,
misalnya bahan penyamak krom. Kulit yang dihasilkan misalnya kulit
boks, kulit jaket, kulit glase, kulit suede, dll. Disamping itu ada pula
bahan penyamak aluminium yang biasanya untuk menghasilkan kulit
berwarna putih ( misalnya kulit shuttle cock).
c. Penyamakan minyak.
Penyamak dengan bahan penyamak yang
berasal dari minyak ikan hiu atau ikan lain, biasanya disebut minyak
kasar. Kulit yang dihasilkan misalnya: kulit berbulu tersamak, kulit chamois ( kulit untuk lap kaca) dll.
Dalam prakteknya untuk mendapatkan sifat
fisis tertentu yang lebih baik, misalnya tahan gosok, tahan terhadap
keringat dan basah, tahan bengkuk, dll, biasanya dilakukan dengan cara
kombinasi.
Ada kalanya suatu pabrik penyamkan kulit
hanya melaksanakan proses basah saja, proses penyamakan saja, proses
penyelesaian akhir atau melakukan 2 tahapan atau ketiga- tiganya
sekaligus.
Dalam Industri penyamatan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamatan kulit,yaitu:
1. Tahapan Proses Pengerjaan Basah ( Beam House).
a. Perendaman ( Soaking).
Maksud perendaman ini adalah untuk
mengembalikan sifat- sifat kulit mentah menjadi seperti semula, lemas,
lunak dan sebagainya. Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian
direndam dalam 800- 1000 % air yang mengandung 1 gram/ liter obat
pembasah dan antiseptic, misalnya tepol, molescal, cysmolan dan
sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam kemudian
diputar dengan drum tanpa air selama 1/ 5 jam, agar serat kulit menjadi
longgar sehingga mudah dimasuki air dan kulit lekas menjadi basah
kembali. Pekerjaan perendaman diangap cukup apabila kulit menjadi lemas,
lunak, tidak memberikan perlawanan dalam pegangan atau bila berat
kulit telah menjadi 220- 250% dari berat kulit mentah kering, yang
berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65 %). Pada proses
perendaman ini, penyebab pencemarannya ialah sisa desinfektan dan
kotoran- kotoran yang berasal dari kulit.
b. Pengapuran ( Liming).
Maksud proses pengapuran ialah untuk.
1) Menghilangkan epidermis dan bulu.
2) Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak.
3) Menghilangkan semua zat-zat yang bukan collagen yang aktif menghadapi zat-zat penyamak.
Cara mengerjakan pengapuran, kulit
direndam dalam larutan yang terdiri dari 300-400 % air (semua dihitung
dari berat kulit setelah direndam), 6-10 % Kapur Tohor Ca (OH)2, 3-6 %
Natrium Sulphida (Na2S). Perendaman ini memakan waktu 2-3 hari.
Dalam proses pengapuran ini
mengakibatkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca (OH)2, Na2S, zat-zat kulit
yang larut, dan bulu yang terepas.
c. Pembelahan ( Splitting).
Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit
mentah yang tebal (kerbau-sapi) kulit harus ditipiskan menurut tebal
yang dikehendaki dengan jalan membelah kulit tersebut menjadi beberapa
lembaran dan dikerjakan dengan mesin belah ( Splinting Machine). Belahan
kulit yang teratas disebut bagian rajah (nerf), digunakan untuk kulit
atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yang dapat
pula digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara
dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian
akhir. Selain itu kulit split juga dapat digunakan untuk kulit sol
dalam, krupuk kulit, lem kayu dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak
dikerjakan proses pembelahan karena diperlukan seluruh tebal kulit.
d. Pembuangan Kapur ( Deliming)
Oleh karena semua proses penyamakan
dapat dikatakan berlangsung dalam lingkungan asam maka kapur didalam
kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan
mengganggu proses- proses penyamakan. Misalnya :
1) Untuk kulit yang disamak nabati,
kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi Kalsium Tannat yang
berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit mudah pecah.
2) Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan pengendapan Krom Hidroksida yang sangat merugikan.
Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm, misalnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll.
e. Pengikisan Protein ( Bating).
Proses ini menggunakan enzim protese
untuk melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum
terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:
1) Sisa- sisa akar bulu dan pigment.
2) Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.
3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit
yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atasan yang lebih lemas
membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.
4) Sisa kapur yang masih ketingglan.
f. Pengasaman (Pickling).
Proses ini dikerjakan untuk kulit samak
dan krom atau kulit samak sintetis dan tidak dikerjakan untuk kulit
samak nabati atau kulit samak minyak. Maksud proses pengasaman untuk
mengasamkan kulit pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak
bengkak, agar kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang
akan dipakai nanti.
Selain itu pengasaman juga berguna untuk:
1) Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.
2) Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS, dalam pengapuran agar kulit menjadi putih bersih.
2. Tahapan Proses Penyamakan ( Tanning).
Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akan disamak krom dan sintan,
Fungsi masing-masing proses sbb:
a. Penyamakan.
Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:
1) Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati.
a). Cara Counter Current
Kulit direndam dalam bak penyamakan yang
berisi larutan ekstrak nabati + 0,50. Be selama 2 hari, kemudian
kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara bertahap sampai kulit
menjadi masak yaitu 3- 4 0Be untuk kulit yang tipis seperti kulit lapis,
kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit- kulit yang tebal
seperti kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-8 0 be. Untuk
kulit sol yang keras dan baik biasanya setelah kulit tersanak masak
dengan larutan ekstrak, penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara
kulit ditanam dalam babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5
minggu.
b). Sistem samak cepat.
Didahului dengan penyamakan awal
menggunakan 200% air, 3% ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4
jam. Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam
dalam drum.
2). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral.
a). Menggunakan bahan penyamak krom
Zat penyamak krom yang biasa digunakan
adalah bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam
larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh
hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total
antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam ukuran partikel yang
kecil ( partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak komersial yang
paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak
krom ini ingin difiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari
cairan krom harus dinaikkan sehingga mengakibatkan bertambah besarnya
ukuran partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5-
3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 %
Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini dilautkan dengan 2-3 kali cair,
dan direndam selama 1 malam. Kulit yang telah diasamkan diputar dalam
drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selma 10-15 menit
kemudian bahan penyamak krom dimasukkan sbb:
- 1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.
- 1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.
-1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam
b). Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih).
Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:
- 40- 50 % air.
- 10% tawas putih.
- 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1 malam.
- Esok harinya kulit diputar lagi selama
½ – 1 jam, lalu gigantung dan dikeringkan pada udara yang lembabselama
2-3 hari. Kulit diregang dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas.
3). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak.
Kulit yang akan dimasak minyak biasanya
telah disamak pendahuluan dengan formalin. Kulit dicuci untuk
menghilangkan kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya,
diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam
selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10 hari.
Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila
ditarik mudah mulur dan bkas tarikan kelihatan putih. Kulit yang telah
masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.
b. Pengetaman (Shaving).
Kulit yang telah masak ditumpuk selama
1-2 hari kemudian diperah dengan mesin atau tangan untuk menghilangkan
sebagian besar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian
daging guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna
menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukan untuk proses- proses
selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir ½ jam.
c. Pemucatan ( Bleaching).
Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam- asam organik dengan tujuan:
1) Menghilangkan lek- flek bsi dari mesin ketam.
2) Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna klit.
Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit
diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 40 0C ). 0,5-1,0 % asam
oksalat selama ½- 1 jam.
d. Penetralan ( Neutralizing).
Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom.
Kulit samak krom dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit
perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dalam proses
selanjutnya. Penetralan biasanya mempergunakan garam alkali misalnya
NaHCO3, Neutrigan dll.
Cara melakukan penetralan, kulit diputar
dengan 200% air hangat 40-600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar
selama ½- 1 jam.Penetralan dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit
bagian tengah berwarna kunung terhadap Bromo Cresol Green (BCG)
indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna biru. Kulit kemudian
dicuci kembali.
e. Pengecetan Dasar ( Dyeing).
Tujuan pengecetan dasar ialah untuk
memnberikan warna dasar pada kulit agar pemakaian cat tutup nantinya
tidak terlalu tebal sehingga cat tidak mudah pecah.
Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:
1). Cat direct, untuk kulit samak krom.
2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.
3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.
f. Peminyakan (Fat liguoring).
Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:
1). Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.
2). Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.
3). Membuat kulit tahan air.
Cara mengerjakan peminyakan, kulit
setelah dicat dasar, diputar selama ½ – 1jam dengan 150 %- 200% air 40-
60 0C, 4-15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5 % asam formiat untuk
memecahkan emulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya
dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1 malam.
g. Pelumasan ( Oiling).
Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit
sol samak nabati. Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga agar bahan
penyamak tidak keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering,
yang berakibat kulit menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya bila
ditekuk..
Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit diulas dengan campuran:
1). 1 bagian minyak parafine.
2). 1 bagian minyak sulfonir.
3). 3 bagian air.
Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.
h. Pengeringan.
Kulit yang diperah airnya dengan mesin
atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk
menghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit
menjadi 3-14%.
i. Kelembaban.
Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3
hari pada udara biasa agar kulit menyesuaikan dengan kelembaban udara
sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam serbuk kayu
yang mengandung air 50- 55 % selama 1 malam, Kulit akan mengambil air
dan menjadi basah dengan merata. Kulit kemudian dikeluarkan dan
dibersihkan serbuknya.
j. Peregangan Dan Pementangan.
Kulit diregang dengan tangan atau mesin
regang. Tujuan peregangan ini ialah untuk menarik kulit sampai
mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang kerajinan tidak
terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelah diregang sampai
lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering kulit dilepas dari
pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan
keriput- keriputnya hilang.
3. Tahapan Penyelesaian Akhir ( Finishing).
Penyelesaian akhir bertujuan untuk
memperindah penampilan kulit jadinya, memperkuat warna dasar kulit,
mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup
cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak
rata.(http://ehsablog.com/proses-produksi-industri-penyamakan-kulit.html)
Boss
BalasHapusBagaimana cara mengecat kulit ular supaya cat tidak luntur?
Dilapisi cairan apa/apa cairan langsung dicampur dengan cat waktu mengecat?
Ada yg bisa ngajarin nyamak sampai bisa gax gan..lw ada tolong hubungi no 085366390500
BalasHapus